Archive for Batuan Sedimen

Batuan Karbonat

Posted in Geologi with tags , , on March 12, 2015 by rachelyanna

Faktor Lingkungan Sedimentasi Batuan Karbonat

limestoneProses sedimentasi karbonat pembentuk batuan karbonat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, khususnya faktor lingkungan. Pada dasarnya, batuan karbonat terbentuk dari proses sedimentasi karbonat di lingkungan perairan (dasar laut), sehingga faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain salinity (kadar garam), water depth (kedalaman), water clarity (kejernihan air), dan water temperature (suhu).

Unsur karbonat pembentuk batuan karbonat umumnya berasal dari hasil aktivitas organisme laut seperti terumbu karang, sehingga hampir seluruh faktor yang mempengaruhi sedimentasi karbonat secara tidak langsung merupakan faktor yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan organisme sebagai sumber karbonat tersebut. Air laut, lingkungan sedimentasi karbonat dan ekosistem organisme sumber karbonat memiliki karakteristik khas dengan kandungan garamnya. Kadar garam (salinity) ini akan mempengaruhi organisme sumber karbonat, karena pada umumnya sebagian besar organisme akan bertahan hidup dalam lingkungan bersalinitas yang relatif rendah dan stabil. Selain itu, faktor cahaya juga menjadi hal vital karena matahari sebagai salah satu sumber kehidupan organisme laut hanya dapat mencapai kedalaman tertentu, maka sedimentasi karbonat tidak akan ditemukan pada kedalaman di bawah batas cahaya matahari (kedalaman maksimum terjangkaunya cahaya matahari). Faktor keterjangkauan cahaya tersebut juga tidak lepas dari faktor kejernihan (water clarity), karena air yang jernih memungkinkan cahaya matahari untuk dapat menjangkau lebih dalam kedalaman air laut, dan intensitasnya lebih besar apabila dibandingkan dengan keadaan keruh sehingga kesempatan organisme sebagai sumber karbonat akan lebih luas dan bervariasi.

Umumnya, batuan karbonat lebih banyak ditemukan di lingkungan tropis dan subtropis, sehingga faktor temperatur menjadi sangat penting pula disamping faktor salinitas, kedalaman, dan kejernihan perairan. Karena organisme sumber karbonat pada umumnya dapat hidup dengan baik dalam lingkungan yang hangat. Jadi secara singkat, keberlangsungan proses sedimentasi karbonat hasil aktivitas organisme perairan (laut) dapat terjadi apabila lingkungan hangat, jernih, bersalinitas rendah dengan kedalaman yang sedang hingga dangkal, karena pada kondisi ini keberlangsungan organisme sumber karbonat dapat terjamin.

!

Batuan Karbonat Klastik dan Non Klastik

Pada umumnya, batuan karbonat tergolong dalam batuan sedimen non klastik karena pembentukkannya sebagai hasil dari proses kimiawi maupun biokimia, yaitu dari sedimentasi unsur karbonat organik terlarut. Namun pada dasarnya, batuan karbonat memiliki pengertian yaitu batuan yang memiliki kandungan material karbonat lebih dari 50% yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986). Atau secara singkat, batuan karbonat adalah batuan dengan minimal 50% komponen utamanya berupa mineral karbonat, sebagaimana contohnya adalah batugamping yang mengandung kalsium karbonat 95%.

Dari pengertiannya tersebut dapat diketahui bahwa batuan karbonat tidak harus selalu tergolong dalam batuan sedimen non klastik. Contoh nyata dalam hal ini berupa batugamping klastika (batuan sedimen klastika karbonat), dimana merupakan batuan sedimen klastik dengan kandungan mineral utamanya adalah mineral karbonat (kalsit).

!

Pembentukan Goa dan Sedimentasi Karbonatnya

caveGoa merupakan suatu lubang di bawah permukaan tanah yang terbentuk secara alami dari proses alam. Ada beberapa jenis goa apabila ditinjau dari proses terbentuknya, yaitu Goa Batu Gamping, Goa Lava Basalt, dan Goa Abrasi. Dari beberapa jenis goa tersebut, goa yang paling umum ditemukan yaitu Goa Batu Gamping dengan proses pembentukkannya yang paling luas dan intensif.

cave_diagramGoa Batu Gamping adalah goa yang terbentuk pada lingkungan/formasi batuan karbonat (batu gamping) yang membentuk karakteristik dari bentang alam Karst. Pembentukan goa ini menjadi intensif pada batu gamping, karena apabila mengingat komposisi dan sifat batuan yang didominasi unsur karbonat CaCO3 yang akan reaktif apabila bereaksi dengan larutan asam, khususnya larutan asam yang mengandung CO2. Sesungguhnya ada beberapa teori klasik pembentukan Goa Batu Gamping ini yang menghubungkannya dengan keberadaan water table, namun pada dasarnya goa ini terbentuk dari hasil pelarutan air yang bersifat asam lemah (reaksi HCl terhadap CO2) pada batuan karbonat (batu gamping), sehingga dalam jangka panjang akan menimbulkan lubang-lubang/retakan-retakan pada batuan karbonat yang akan berkembang lebih intensif lagi dengan adanya proses erosi atau abrasi.

Secara sederhana, proses pelarutan dalam batuan karbonat adalah CaCO3 + H2O + CO2 ↔ Ca+ 2HCO3. Dari persamaan reaksi tersebut mengindikasikan bahwa selain mengalami pelarutan yang menyebabkan pelubangan batuan karbonat juga terjadi pembentukan kembali karbonat, yaitu dimana ketika karbonat terlarut tersebut mengalami sedimentasi dan kehilangan unsur air (H2O + CO2). Hasil dari proses balik ini pada akhirnya akan membentuk hiasan goa seperti stalagmit dan stalaktit.

Struktur-struktur Batuan Sedimen

Posted in Geologi with tags , , , on March 10, 2015 by rachelyanna

Graided_bedding_sed._rocks

Struktur batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Struktur Primer (sygenetic); struktur yang terbentuk bersama dengan pembentukan batuan sedimen itu sendiri :

a. Struktur Fisika; struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa arus/gelombang)

  • Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding, Lamination.
  • Tidak ada kenampakan struktur; Massif.
  • Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool marks, Flute cast, Mud cracks, Rain print.
  • Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure.

b. Struktur Biologi; struktur  yang terbentuk karena aktivitas organisme biologis.

  • Track, Trail (jejak)
  • Burrow (galian)
  • Cast, Mold (cetakan)

c. Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.

  • Nodule, Konkresi.

2. Struktur Sekunder (epigenetic); struktur yang terbentuk setelah terbentuknya batuan sedimen tersebut, seperti fault, fold, jointing.

Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain :

1. BeddingBeddingAtau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan (beds) pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap lapisan ≥ 1 cm.

2. Cross-BeddingCross_beddingPerlapisan Silang-Siur (Cross-Bedding), batuan sedimen berstruktur ini memperlihatkan struktur perlapisan yang saling potong memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada saat sedimentasi berlangsung.

3. Graded-BeddingGraded_beddingStruktur Perlapisan Bergradasi (Graded-Bedding), memiliki ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses pembentukkannya butiran yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus terendapkan di atasnya.

4. Lamination/LaminasiLaminationMerupakan Struktur Perlapisan (Bedding) dengan ketebalan masing-masing lapisan (bed thickness) yang kurang dari 1 cm.

5. Inverted Graded-BeddingInverted_graded_bedding_schNormalnya, struktur graded-bedding memperlihatkan perubahan gradual butiran yang semakin ke atas semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh tertentu, perubahan gradual butiran yang terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada suatu batuan sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan struktur Bergradasi Terbalik (Inverted Graded-Bedding).

6. Slump

Struktur Slump (luncuran), salah satu struktur batuan sedimen yang berbentuk lipatan kecil meluncur ke bawah karena adanya suatu pengangkatan pada suatu lapisan yang belum terkonsolidasi sempurna.

7. Load CastLoad_castMerupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di permukaan ataupun bentukan tak beraturan karena pengaruh suatu beban di atas batuan tersebut.

8. Flute CastFlute_castSuatu struktur batuan sedimen yang berupa gerusan di permukaan lapisan batuan karena pengaruh suatu arus.

9. Wash Out

Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari erosi tiba-tiba karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya.

10. StromatoliteStromatoliteStromatolite adalah struktur lapisan batuan sedimen dengan susunan berbentuk lembaran mirip terumbu yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas cyanobacteria.

11. Tool MarksTool_marksStruktur ini hampir sama dengan flute cast, namun bentuk gerusan pada permukaan/lapisan batuan sedimen diakibatkan oleh gesekan benda/suatu objek yang terpengaruh arus.

12. Rain PrintRain_dropRain print atau rain marks merupakan suatu kenampakan/struktur pada batuan sedimen akibat dari tetesan air hujan.

13. BurrowBurrowStruktur kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa lubang atau galian hasil dari suatu aktivitas organisme.

14. TrailTrailKenampakan jejak pada batuan sedimen berupa seretan bagian tubuh suatu makhluk hidup/organisme.

15. TrackLithified_dino_tracksSeperti struktur trail, track merupakan kenampakan jejak berupa tapak kaki suatu organisme.

16. Mud CracksMud_cracksBentuk retakan-retakan (cracks) pada lapisan lumpur (mud) yang umumnya berbentuk polygonal.

17. Flame Structureflame_structureFlame structure, kenampakan struktur yang seperti lidah/kobaran api. Struktur ini dapat terbentuk ketika suatu sedimen yang belum terlitifikasi sempurna terbebani oleh suatu lapisan sedimen yang lebih berat di atasnya.

Skala Wentworth

Posted in Geologi with tags , , , on October 20, 2009 by rachelyanna

Skala Wentworth (oleh Uden Wentworth tahun 1922) digunakan dalam pengklasifikasian batuan sedimen khususnya batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butir-butir penyusun batuan.

02_f07

Skala klasifikasi batuan sedimen klastik oleh Wentworth, 1922

Wentworth

Perbandingan pengkalsifikasian batuan sedimen

Batuan Sedimen

Posted in Geologi with tags , , on October 20, 2009 by rachelyanna

Sedimentary Rocks (batuan sedimen) adalah batuan yang terbentuk dari litifikasi (kompaksi dan sementasi) material-material hasil pelapukan batuan yang telah terangkut (oleh media air, angin, es) dan diendapkan dalam suatu cekungan. Batuan sedimen memiliki tekstur berupa fragmen dan struktur yang berlapis.

Batuan sedimen dan sedimen hanya mengisi 0,029% dari total volume bumi, namun tersebar secara merata pada permukaan bumi dan merupakan dua per tiga batuan yang berada di atas permukaan bumi.

dipping_beds

Dipping lapisan batuan sedimen, Rocky Mountains, Canada

(sumber:physicalgeography.net)


Batuan-batuan Sedimen

Batupasir120px-SandstoneUSGOV

Lanausiltstone

Batulempunglempung2

KongklomeratBatu%20Konglomerat

Breksi180px-PO-breccia

Rijang180px-ChertUSGOVjpg

BatugampingBAtu%20Gamping

Dolomit (dolostone)250px-Dolomit_z_brochantytem_Maroko

Batubara200px-Coal_anthracite

GipsumGipsum

Fosforitfosforit